Jumat, 09 Oktober 2009

NU Targetkan 75 Sekolah Bertaraf Internasional

dakwatuna.com Surabaya. Nahdlatul Ulama (NU) menargetkan bisa membangun 75 sekolah bertaraf internasional (SBI) sampai 2014 mendatang.

“Sekolah-sekolah itu akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia,” kata Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Maarif NU, Dr. Mamat Salamet Burhanuddin, di Surabaya, Jumat.

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela lokakarya bertajuk “Kebijakan dan Program Penguatan Sekolah Bertaraf Internasional di Lingkungan NU” di Surabaya pada 8-9 Oktober.“Tentunya, jumlah SBI tersebut berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya. Di Jawa Barat misalnya, direncanakan lima SBI, sedang di Bekasi satu buah,” katanya.

Selain itu, Bali (2), Banten (5), Lampung (3), Yogyakarta (10), Kalimantan Timur (2), Jawa Tengah (10), Jawa Timur (20), DKI Jakarta (6), Kalimantan Barat (2), Papua Barat (1), Papua (2), Sulawesi Tenggara (1), Bengkulu (4), dan Gorontalo (1).

“Hal yang melandasi perlu dibangunnya SBI adalah dalam rangka peningkatan dan pemantapan kualitas sumber daya manusia di lingkungan NU,” katanya.

Tentunya, akan dilakukan monitoring secara berkala untuk bisa tetap mengontrol kualitas SBI yang ada.

“Lokakarya kali ini digelar untuk mendorong hal itu, karena keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di lingkungan NU masih bisa dihitung dengan jari,” katanya.

Nantinya, katanya, sekolah-sekolah tersebut akan dibenahi dan dilakukan peningkatan hingga layak menjadi salah satu SBI di Indonesia.

Sebelumnya (8/10), Ketua Umum PBNU Dr (HC) KHA Hasyim Muzadi meluncurkan model sekolah dan pesantren bertaraf internasional untuk menyambut Muktamar ke-32 NU di Makassar pada 25-31 Januari 2010.

“Untuk sekolah bertaraf internasional, Yayasan Khadijah di Surabaya dapat menjadi model, sedangkan untuk pesantren bertaraf internasional, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Depok, Jakarta yang menjadi model,” katanya saat membuka lokakarya.

Lokakarya itu dihadiri Dubes Palestina Fariz Mehdawi, Wakil Dubes Mesir Amr Nazmi, dan perwakilan asing lainnya dari AS, Australia, Jepang, dan Iran. (ant)
Read more »

Klarifikasi Syeikh Al Azhar Tentang Cadar

eramuslim.comRamai dunia membincangkan sikap Syeikh Tantawi, dirinya pun diundang dalam acara "Al Bait Baitak", sebuah program tersohor di salah satu stasiun televisi di Mesir. Tema yang diangkat mempertanyakan sikap Syeikh Al Azhar itu terhadap cadar yang dikenakan salah seorang siswinya di dalam kelas, hal ini kemudian heboh dibahas di berbagai media.Dalam acara tersebut Syeikh Tantawi menegaskan, bahwa dirinya sangat menghormati cadar dan tidak pernah menjelek-jelekan muslimah yang mengenakannya. Ia juga tidak menjelekkan para muslimah karir yang pergi bekerja ke kantor untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dirinya kemudian menjelaskan, bahwa cadar itu merupakan bagian dari adat dan bukan terhitung ibadah, namun demikian dirinya tidak menentang penggunaannya.

Syeikh Tantawi kemudian membantah atas pernyataan dirinya yang tersebar di media-media selama ini, dituliskan bahwa ia memperolok sang siswi Al Azhar yang bercadar dan mengatakan, "Saya lebih paham dalam hal agama dibanding dirimu dan juga kedua orang tuamu."

Syeikh Tantowi pun mulai menguraikan apa yang terjadi sesungguhnya. Ia menjelaskan, bahwa ketika dirinya pergi untuk memeriksa kesiapan sekolah menyambut awal tahun ajaran di salah satu sekolah Al Azhar di kawasan 10th district Nasr City Cairo, dirinya memasuki sebuah kelas dengan ditemani seorang staff pengajar di sekolah setempat. Di kelas yang terdiri dari 15 orang siswi itu satu diantaranya mengenakan cadar. Dirinya kemudian meminta ke siswi bercadar tersebut untuk mengangkat cadarnya karena ingin diajaknya bicara, namun permintaan tersebut tak diindahkan. Ia lalu meminta bantuan kepada pihak sekolah, agar siswi itu berbicara padanya, maka siswi itu pun diminta untuk membuka cadarnya.

Syeikh kemudian menanyakan kepada siswi tersebut, "kenapa memakai cadar sedangkan dirimu berada di kelas yang semuanya adalah perempuan? Mengapa dirimu memiliki pemahaman yang mutasyadid (keras) dalam beragama. Di dalam kelas yang jelas semuanya adalah perempuan baik siswi dan pengajarnya, dirimu tak perlu mengenakan cadar". jelas Syeikh Tantawi.

"Tidak ada larangan bagi siswi yang bercadar memakainya ketika berangkat dari rumahnya menuju sekolah kemudian mengikuti apel pagi, namun ketika sudah masuk ke kelas, maka silahkan melepas cadarnya", tambah Syeikh Tantaowi mengakhiri penjelasannya.
Read more »

Hamas Serukan Unjuk Rasa di Al-Aqsa

eramuslim.com Umat Islam se-dunia diingatkan untuk menjadikan hari Jumat ini sebagai hari khusus untuk menunjukkan kepedulian dan solidaritas untuk melindungi Masjid Al-Aqsha dari ancaman Yahudi Zionis Israel. Seruan ini antara lain disampaikan oleh organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir, para pemuka agama Islam dan Nasrani di Jalur Gaza, Hamas serta tokoh cendekiawan Muslim Syaikh Yusuf Al-Qardhawi.Al-Qardhawi menyebut momen khusus hari Jumat ini sebagai "Hari Perlindungan untuk Al-Aqsha", sementara Hamas, Ikhwanul Muslimin dan sejumlah kelompok yang peduli Masjid Al-Aqsa menyebutnya sebagai "Hari Amarah", amarah terhadap para Yahudi Zionis yang berambisi untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsha.

Secara khusus, Hamas menyerukan para simpatisannya untuk keluar rumah dan melakukan aksi unjuk rasa di kompleks Masjid Al-Aqsha sebagai protes atas penyerbuan yang dilakukan sekelompok pemukim Yahudi ekstrimis ke Masjid Al-Aqsha akhir pekan kemarin. Aksi itu memicu bentrok antara warga Muslim Palestina yang sedang berada di dalam masjid dengan kelompok penyerbu dan aparat kepolisian Israel yang terkesan diam saja melihat aksi yang dilakukan para pemukim Yahudi itu.

Insiden tersebut membuat situasi kota Al-Quds (Yerusalem Timur) tegang oleh kekhawatiran akan makin meluasnya aksi-aksi kekerasan oleh aparat Israel dan perlawanan dari warga Palestina. Apalagi sekarang pihak Israel mengerahkan ribuan tentarannya dan menutup kompleks Masjid Al-Aqsha bagi warga Palestina agar para pemukim Yahudi bisa melakukan upacara keagamaannya di kompleks masjid.

PBB ikut mengecam agresi Israel ke Masjid Al-Aqsha. Kordinator Khusus PBB untuk Timur Tengah, Robert Serry mengatakan, Sekjen PBB Ban Ki Moon sangat prihatin dengan bentrokan yang terjadi di Al-Aqsha dan tindakan-tindakan provokatif terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem harus dihetinkan.

Gerakan Islam, organisasi Muslim di Israel yang selama ini memfokuskan aktivitasnya untuk perlindungan Masjid Al-Aqsha juga menyerukan agar seluruh kaum Muslimin yang berada di wilayah Israel untuk melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsha. Gerakan itu menyatakan tidak bermaksud untuk melakukan konfrontasi tapi ingin mempertahankan hak mereka untuk menunaikan ibadah di masjid suci ketiga umat Islam itu.

"Al-Aqsha adalah tempat suci bagi umat Islam dan tak seorang pun yang berhak atas Al-Aqsha atau menguasai Al-Aqsha," demikian pernyataan Gerakan Islam. (ln/hrtz/prtv)
Read more »